Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwimingguan ke-6
Bismillahirrahmanirrahiim….
Adalah benar bahwa ilmu perlu diikat dengan sebuah tulisan. Catatan Perjalanan Guru Penggerak-ku yang saya tuliskan dalam jurnal dwi mingguan betul-betul menjadi sebuah pengingat tentang apa yang saya lewati, apa yang saya alami, dan apa yang saya pelajari.
Jurnal dwi Mingguan ke-6 ini sedikit terlambat saya tuliskan. Antara lalai dan lelah dengan dengan padatnya aktivitas dan kondisi kesehatan yang terganggu akibat dari musimpancaroba. Sejak akhir februari dan awal Maret, saya dan anak bungsu saya Farooq betul-betul dalam kondisi yang tidak sehat, Farooq demam selama berhari-hari dan tentu saja perhatian saya harus tertuju padanya. Saya juga terlambat mengirimkan tugas karena memang kondisi yang tidak memungkinkan.
Beruntungnya, saya memiliki teman belajar yang sangat membantu saya dalam banyak hal, mengingatkan jadwal pengumpulan tugas, membantu saya menyiapkan beberapa hal ketika pendampingan indvidu 3 dan kegiatan lainnya.
Pada senin 6 maret pendampingan Individu 3 dilaksanakan dengan materi pendampingannya adalah “Implementasi Pembelajaran yang Berpihak pada Murid” dimana pengajar praktik menanyakan kegiatan yang telah saya rencaakan sebelumnya, apakah sudah mulai dijalankan dan sejau mana progressnya. Pada pendmpingan kali ini sebagai Calon Guru Penggerak saya juga merefleksikan diri terkait kmpetensi yang telah saya miliki dan akan saya kembangkan, refelaksi ini dilakukan dengan mandiri dan juga meminta kepala sekolah, rekan sejawat dan murid utuk memberikan respon umpan balik terhadap saya melalui lembar survey yang telah disediakan. Kami juga mendiskusikan pembelajaran sosail emosional dan keterlaksanaan hasil dari kegiatan lokakarya 2.
Jujur, pada pendampingan ke 3 ini, energy saya betul-betul berada pada titk rendah, kondisi diri yang sedang tidak sehat ditambah anak balita yang juga harus bolak-balik saya antar ke rumah sakit cukup membuat saya merasa tertekan. Saya mengatakan kepada diri sendiri saya sudah memulai langkah untuk menjadi Guru Penggerak, dan situasi saat ini mungkin adalah salah satu tantangan besar yang harus saya hadapi, saya berusaha mengejar ketertinggalan dalam membaca materi 2.3 Coaching yang ternyata bacaan dan video pembelajarannya sangat banyak,
Materi Coaching untuk supervisi akademik ini adalah materi yang sangat menarik bagi saya karena betul-betul bersinggungan langsung dengan dengan kehidupan sehari-hari saya sebag ai guru Bimbingan dan konseling, tentu saja sedikit banyak ada dasar yang kurang lebih sama tentang apa yang sudah saya terapkan selama ini dengan apa yang sedang saya pelajari. Bagaimana berkomunikasi positif dengan orang lain, sehingga dalam proses Supervisi akademik yang bertujuan untuk memastikan pembelajaran pada muriddapat dilaksanakan dengan berlandaskan pada paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakan pada murid.
Pada hari Sabtu tanggal 16 Maret saya mengikuti kegiatan Lokakarya 3 , awalnya saya khawatir tidak bisa ikut lokakarya 3 karena masih ditengah-tengah kondisi kesehatan anak yang sangat butuh perhatian,tapi Alhamdulillah Allah memberikan kemudahan sehingga bisa ikut Lokakarya 3 dengan baik. Saya mengacungkan tangan ketika pengajar praktik meminta kesediaan CGP untuk tampil mensimulasikan Pembelajaran berdiferensiasi.
Pemahaman mengenai pembelajaran berdiferensiasi san pembelajaran sosial emosional semakin mantap setelah sesi berbagi pada Lokakrya 3, kolaborasi antar sesame calon guru penggerak semakin tampak, saling melengkapi pemahaman dalam upaya menyamakan persepsi mengeai peran pemimpin dalam pembelajaran.
Terima kasih sudah memberikan refleksi diri terkait aktifitas yang sudah dilakukan selama dua pekan baik itu sifatnya mandiri atau pun secara kelompok. apa yang telah dideskripsikan secara umum sudah baik. Mengenai kendala yang dihadapi saat ini itu adalah sebuah proses untuk menjadi orang sukses di masa yang akan datang.
BalasHapus