Guru BK Tidak Seharusnya Lelah
Syamsiah Lukman (Guru BK menulis)
Matahari sungguh terik. Kepala jadi terasa berat. Saya merasakan sakit kepala berat. Sepertinya saya lelah, butuh istrahat. Kurang lebih 15 menit jam dua siang. Bel pulang baru saja berbunyi. Oke saatnya pulang ke rumah.
Di jam terakhir tadi, kepala sekolah menemukan beberapa siswa sedang merokok di belakang sekolah. Tentu saja beliau murka. Siswa itu akhirnya di beri surat panggilan untuk orang tua mereka.
Pulang sekolah, saya masih harus menjemput kedua anak di rumah neneknya. Matahari semakin terik. Huuffft saya juga belum sholat.
***
Setelah sholat, rencananya mau istrahat dulu, tidur beberpa menit. Tapi tiba-tiba terdengar ketukan pintu, rupanya ada tamu. Pak suami bilang ada siswaku . Ahhhh saya menghela nafas jengkel, mereka mau apalagi sih datang kerumah?
Saya lagi didapur, membuat coklat panas untuk kedua anak saya dan juga untuk Tetttah.
Sebelum keluar saya mengatur nafas, menata hati.
Menyambut mereka dengan perasaan yang lebih baik , menyambut dengan senyum ....
“Halo, apa kabar??? Ayo masuk.... apa yang ibu guru bisa bantu?”
Dodi (nama samaran untuk menjaga privasi siswa) sudah tertunduk sejak tadi.
“Bu... saya minta maaf, saya mengulang kesalahan saya lagi” katanya masih dalam keadaan kepala menunduk. Temannya juga menunjjukkan sikap yang sama.
“Saya minta maaf sekali Bu....” ulangnya
“Humm…. Terimakasih yah, sudah mau datang ke rumah. Ibu guru Hargai usahanya kalian. Jujur Ibu guru kecewa karena kamu sudah pernah berjanji untuk tidak mengulangi kesalahanmu”
“Iyah Bu, saya minta maaf Insyaallah saya akan berusaha untuk memperbaiki diri”
“ Saya juga Bu, ini terakhir kali saya kecewakan Bu Guru” teman Dodi juga menimpali
“Tidak usah berjanji ke Ibu Guru, pikirkanlah kembali diri kalian, orang tua kalian”
Kami masih berbicara hingga beberapa menit kedepan, setelah itu mereka pamit pulang. Dalam hati saya terenyuh dan bersyukur. Untung saja saya menyambut mereka dengan baik, bukannya malah marah-marah karna mereka datang kerumah. Niat mereka,keinginan mereka untuk datang minta maaf merupakan sebuah bukti bahwa mereka sedang berupaya untuk memperbaiki diri. Mereka sadar, apa yang mereka lakukan adalah hal yang keliru. Saya sangat memahami bagaimana mereka dan lingkungan di sekitar mereka.
Sebagai seorang guru BK yang selalu siap menjadi teman siswa, saya juga berusaha dan terus melatih diri untuk menjadi seorang guru yang selalu siap mendengarkan keluhan siswa, masalah yang mereka hadapi. Saya masih sangat jauh dari seorang Guru BK yang benar-benar menerapkan ilmu yang saya punya. Karena teori yang kita pelajari di bangku kuliah berbeda jauh dengan kenyataan yang kita hadapi dilapangan.
Satu hal, yang menjadi pegangan saya bahwa setiap Individu itu unik, jangan pernah menyamakan atau membandingkan mereka, semua siswa melalui tahap perkembangan yang berbeda, dengan kondisi lingkungan dan latar belakang berbeda yang tentu sedikit banyak mempengaruhi mereka dalam berpikir dan bertindak.
Guru BK seharusnya tidak lelah, terus belajar untuk menaikkan level kesabaran, kemampuan mendengarkan, dan simpati yang positif. Bangga menjadi guru BK. Disetiap akhir sesi, selalu ada doa untuk konseli, semoga kehidupan mereka dimudahkan, mereka diberi kekuatan untuk meraih cita-cita dan menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi yang terbaik.
Salam manis dari guru BK yang manis…
(Salah satu kisah dari catatan harian Guru BK)
Komentar
Posting Komentar