Catatan Perjalanan Guru Penggerak - Jurnal Dwi Mingguan ke-4

 

Perilaku buruk bisa diatasi dan displin positif bisa dipelajari

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah, setiap kali menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan, selalu ada rasa lega yang muncul. Satu tahap telah saya lalui dalam mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak. Selama dua minggu ini kami mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif. Pada Awal modul kami mempelajari tentang disiplin positif, teori kontrol, nilai-nilai kebajikan,  mempelajari merubah paradigm stimulus-respon kepada pendekatan teori kontrol.

Ketika membaca materi saya merasa kembali lagi pada bangku kuliah, apa yang saya pelajari hari ini, telah saya dapatkan ketika kuliah dulu, tentang teori prilaku, motivasi, stimulus respon, dan teori kebutuhan. Hal ini semakin memperkuat pemahaman saya tentang apa yang melatar belakangi seseorang berprilaku.

Ada hal yang menarik perhatian saya sebagai guru BK yaitu  bagaimana disiplin positif bisa ditumbuhkan agar menjadi sebuah budaya positif. Sebagai pendidik tujuan kita adalah menciptakan murid yang memilki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai kebijakan universal dan memilki motivasi instrinsik bukan instrinsik.

Materi pada modul 1.4 ini, bacaannya semakin banyak dan membutuhkan pemahaman yang serius. kami perlu memahami tujuan disiplin positif, yaitu menanamkan motivasi pada murid untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri serta nilai-nilai yang mereka percaya. Kami juga perlu memahami bahwa setiap tindakan selalu berdasar pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang memperjuangkan pembelajaran berpihak pada murid.


Padatnya kegiatan diakhir tahun sempat mebuat saya sedikit kewalahan dalam mengatur waktu, pelaksanaan penilaian akhir semester di sekolah, kegiaatan Roots Day, zoom meet terkait Implementasi Kurikulum Merdeka  dan kegiatan komunitas cukup menguras pikiran dan energi. Tapi semua itu bisa berjalan dengan cukup maksimal.

Pada Ruang Kolaborasi, kami berdiskusi tentang kasus-kasus yang sering terjadi di sekolah. Kami belajar  menentukan posisi kontrol apa yang sedang dimainkan oleh guru, tindakan restitusi apa  sesuai dengan masalah yang ada, dan perilaku positif apa yang sedang diupayakan. Saya senang sekali karena hal yang kami pelajari bersinggungan langsung dengan keseharian saya di sekolah sebagai guru BK. Selama ini, saya selalu dianggap lemah ketika menagani siswa yang bermasalah, saya menerapkan posisi control sebagai teman, karena saya selalu berupaya mendekatkan diri kepada siswa, menghadirkan diri sebagai teman agar mereka terbuka, mau bercerita tentang apa yang sedang mereka alami, dan tentu saja merasa bahwa mereka memilki seorang guru yang juga bisa dijadikan teman.

Sayangnya, setelah mempelajari 5 posisi kontrol, ada posisi yang lebih baik, yaitu posisi Manajer.  peran sebagai manajer seorang guru menerapkan segitiga restitusi dalam membimbing murid dalam menerapkan disiplin positif, mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.  Hal itu perlu saya latih agar menjadi keterampilan diri, meskipun tidak mudah untuk konsisten menerapkan posisi sebagai manajer, namun bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan.

Saya juga mencatat hal-hal penting terkait bagaimana menumbuhkan disiplin positif, seperti ketika menangani siswa bermasalah, posisi kontrol sebagai penghukum tidak membantu siswa dalam mengembangkan dirinya, malah sebaliknya. Saya sepakat sekali dengan hal ini, guru perlu hadir sebagai pembimbing, bukan penghukum.

Kedepannya, saya berharap hal-hal positif seperti bisa ditumbuhkan dan di tularkan dalam lingkungan sekolah, sebagai upaya mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi murid.   

 

Komentar

  1. Deskrisi yang diberikan setelah mempelajari modul ini sebagai refleksi diri adalah gambaran persasaan, pemahaman, serta rencana tindak yang akan dilakukan sebagai wujud sebuah harapan sudah sangat baik.

    BalasHapus
  2. Semoga apa yang didapatkan dan direncanakan dapat diwujudkan dalam sebuah aksi nyata yang berkelanjutan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalan Guru Penggerak -Jurnal Dwi Mingguan ke-1

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwimingguan ke-6

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwi Mingguan ke-9