Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif
Latar Belakang
Filosofi pendidikan nasional yang didasarkan pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara memberikan dasar yang jelas bagi guru sebagai pendidik, bahwa dalam proses pendidikan “murid tumbuh dengan optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya” adalah sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan itu menuntun, berpihak pada murid, memberikan pembelajaran menyenangkan selayaknya bermain, sebagai perumpamaan menanam benih pendidikan perlu menyediakan lingkungan yang baik dan tepat sesuai dengan kondisi benih yang ingin ditumbuhkan, dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung yang ada pada lingkungan, dan tak kalah pentingnya adalah pendidikan itu perlu memperhatikan kodrat alam dan zaman.
Potensi yang dibawa murid sejak lahir tentu memiliki keunikan masing-masing, tugas guru adalah membantu murid untuk menemukan dan mendukung proses pengembangan potensi tersebut. Sekolah sebagai tempat bertumbuhnya murid diharapkan mampu menyediakan lingkungan yang kondusif dan positif. Kolaborasi guru yang didukung dengan fasilitas yang mumpuni tentu dapat memberikan dampak yang baik dalam upaya pengembangan potensi murid.
Sekolah sebagai tempat belajar perlu menyediakan ekosistem yang aman dan nyaman bagi murid, salah satu cara mewujudkannya adalah dengan menumbuhkna budaya positif. Dibutuhkan kerjasama seluruh warga sekolah untuk mendukung budaya positif yang ingin dibutuhkan sesuai dengan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, dengan memperhatikan potensi, nilai budaya dan keberpihakan pada murid.
Salah satu tantangan nyata yang dihadapi oleh dunia pendidikan nasional saat ini adalah rendahnya kemampuan literasi dasar murid khususnya di SMKN 04 Bombana, hal ini berpengaruh pada kemampuan murid dalam berpikir kritis dan dalam mengambil keputusan. Murid tampak kesulitan mengungkapkan gagasan atau ide yang dimilikinya, kosa kata yang terbatas, yang pada akhirnya kurang berminat dalam belajar.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kami berupaya menumbuhkan kegiatan membaca sebagai kebisaan positif di sekolah yang pada akhirnya diharapkan mampu menjadi budaya positif dan mendukung penguatan profil pelajar pancasila.
Tujuan
1. Pembudayaan kegiatan membaca dapat menambah kosakata dan memperluas wawasan murid
2. Mampu menumbuhkan kemandirian murid berkaitan dengan inisiatif dalam pengembangan dirinya
3. Mampu meningkatkan kemampuan bernalar kritis
4. Mampu meningkatkan rasa percaya diri murid
5. Mewujudkan sekolah yang cakap literasi
Tolak
Ukur Keberhasilan
Budaya Positif dapat dikatakan berhasil degan tolak ukur sebagai berikut:
1. Murid mulai memilki inisiatif membaca baik di kelas, perpustakaan maupun diluar kelas
2. Jumlah daftar peminjam buku di perpustakaan meningkat
3. Murid menunjukkan rasa percaya diri yang baik, mulai aktif memberikan tanggapan dalam proses pembelajaran
4. Kegiatan membaca menjadi rutinitas yang dilakukan di sekolah sebagai salah satu wujud budaya positif.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan aksi nyata dimulai dengan membuat perencanaan aksi nyata, mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki, hal-hal yang perlu dikembangkan dan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan tingkat urgensinya. Setelah proses identifikasi kebutuhan dilakukan selanjutnya disusunlah rancangan aksi nyata yang akan dilaksanakan, berkoordinasi dan meminta ijin kepada kepala sekolah dan rekan sejawat mengenai rencana yang telah dibuat. Kepala sekolah memberikan tanggapan positif mengenai rencana penerapan budaya positif memberikan masukan dan dukungan penuh.
Langkah selanjutnya setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah, kami mulai mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan budaya positif khususnya dalam proses membuat keyakinan kelas. Aksi nyata ini kami terapkan pada kelas XIII Geologi Pertambangan yang kebetulan ruang kelasnya memanfaatkan perpustakaan karena kurangnya ruang belajar di sekolah kami (beberapa ruang kelas mengalami kerusakan, dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kami memanfaatkan ruangan perpustakaan).
Keyakinan kelas yang disepakati merupakan hasil diskusi bersama dengan siswa, dimana siswa mengutarakan harapan mereka tentang kelas yang mereka inginkan, yaitu kelas aman, nyaman dan menyenangkan. Keyakinan kelas dibuat dan dihias dengan cukup menarik lalu di tempel pada dinding yang mudah dilihat oleh murid. Keyakinan kelas dibuat di awal semester sebagai aksi nyata yang dilakukan untuk meaktualisasikan Budaya Positif yang telah dipelajari pada modul 1.4.
Ada lima keyakinan kelas yang di sepakati bersama dengan murid kelas XIII Geologi Pertambangan yaitu:
1. Menghargai guru dan teman
2. Memiliki sikap disiplin dan mandiri
3. Menjaga kebersihan kelas
4. Menjaga ketertiban kelas
Pada poin kedua keyakinan kelas ada nilai mandiri yang ingin di fokuskan dan diwujudkan menjadi sebuah budaya positif, berupa pembiasaan membaca buku yang diharapkan mampu menumbuhkan inisatif dan motivasi instrinsik dari dalam diri murid untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Berangkat dari rendahnya minat baca murid yang mengakibatkan kurangnya partisipasi murid dalam proses pembelajaran.
Kegiatan membaca akan dilakukan dengan rutin 15 menit diawal pembelajaran dengan jenis buku yang beragam dan menarik. Buku-buku yang di sediakan cukup memadai dengan bekerja sama dengan Rumah Baca Laica Abbacaang yang member kan fasilitas peminjaman buku. Selain kegiatan membaca buku mandiri selama 15 menit, kami juga membacakan cerita/kisah/dongeng kepada murid. Cerita/kisah yang dibacakan adalah kisah yang mengandung nilai kebajikan, motivasi dan budaya.
Kegiatan membacakan cerita tidak hanya dilakukan oleh kami sebagai guru, tetapi juga memberikan kesempatan kepada murid untuk membacakan cerita/kisah secara bergiliran tiap minggunya. Hal ini diharapkan mampu menjadi sarana latihan bagi murid untuk meningkatkan rasa percaya diri ketika tampil di dalam kelas. Dengan membaca buku secara mandiri, mendengarkan cerita/kisah secara rutin sedikti demi sedikit siswa akan menambah kosakata, dan menambah wawasan. Pada hari jum’at juga diadakan kegiatan Literasi Pekanan, dimana kami mengajak seluruh warga sekolah.
Setelah beberapa pekan melakukan pembiasaan budaya positif tampak hasil positif dari upaya yang kami lakukan, murid mulai memiliki inisiatif membaca, murid juga menunjukkan ketertarikan pada cerita motivasi yang dibacakan ditandai dengan murid meminta perpanjangan waktu untuk kegiatan membacakan cerita/kisah inspiratif, murid mampu menuliskan dan menceritakan kembali apa yang telah dibacanya dalam "Jurnal Bacaanku" Pembiasaan ini perlu terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Selanjutnya kami melakukan diseminasi sebagai bentuk pengimbasan kepada rekan sejawat terkait dengan Budaya Positif yang telah kami pelajari pada modul 1.4. Diseminasi yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2023 dihadiri oleh kepala sekolah dan beberapa rekan guru. Materi yang kami paparkan mengenai filosofi Pendidikan Nasional secara singkat, dilanjutkan dengan konsep inti budaya positif yaitu perubahan paradigm, miskonsepsi mengenai makna control, displin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi.
Tantangan
Kegiatan
1. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegatan Literasi Pekanan masih kurang memadai, karena diselingi dengan pelaksanaan kegiatan lain setiap minggunya seperti yasinan, Jum’at bersih dan Materi Bimbingan Konseling
2. Murid belum menjalankan keyakinan kelas dengan baik
3. Masih terdapat murid yang enggan terlibat dalam kegiatan literasi
4. Perbedaan jenis buku yang disediakan dan buku disukai murid
5. Belum semua guru tergerak untuk ikut membaca buku pada kegiatan Literasi Pekanan
Dukungan yang diperoleh
Kepala sekolah sangat mengapresiasi kegiatan yang kami lakukan, beliau paham betul bahwa kecakapan literasi perlu ditanamkan dengan baik pada murid karena kecakapan literasi menjadi pondasi utama yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah juga memberikan dukungan baik berupa pemanfaatan fasilitas sekolah, dorongan moral untuk percaya bahwa apa yang kami lakukan akan berdampak positif bagi murid dan seluruh warga sekolah kedepannya. Rekan-rekan guru juga membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan aksi nyata budaya positif yang kami lakukan, terutama teman piket dihari jum’at dimana kegiatan literasi pekanan dilakukan pada hari tersebut. Antusias murid juga cukup baik meskipun belum bisa dikatakan luar biasa, namun kami optimis kedepannya bisa lebih baik lagi. Lingkungan sekolah yang nyaman memberi kesan positif tersendiri.
Dokumentasi
Dokumentasi Aksi Nyata -Budaya Positif- Keyakinan Kelas
Dokumentasi Pengimbasan Kepada Rekan Sejawat
Komentar
Posting Komentar