Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1- Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai--Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Pada tahap Demonstrasi Kontekstual modul 3.1 dengan tema Pengambilan Keputusan Berbasis nila-nilai kebajikan sebagai pemimpin, materi ini memberikan pemahaman baru bagi kami tentang bagaimana sebuah proses pengambilan keputusan, bagaimana memutuskan sebuah kasus yang sedang dihadapi apakah termasuk dilemma etika atau kasus bujukan moral.
Dalam perjalanan menjadi pemimpin baik itu sebagai pemimpin pembelajaran maupun pemimpin sekolah kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membuat dilema, dimana setiap sisi pilihan memiliki resiko tersendiri dan disitulah kebijakan seorang pemimpin bisa dilihat bagaimana dalam mengambil keputusan pemimpin menjadikan nilai kebajikan universal sebagai dasar pertimbangan dan menggunakan strategi tertentu dalam proses pengambilan keputusannya.
Kami mendapat kesempatan untuk mewawancarai 3 Kepala Sekolah untuk memahami praktik pengambilan keputusan khususnya pada kasus-kasus dilema etika. Pada hari selasa 11 April 2023 Informan pertama yang kami temui adalah Bapak Amir, Ishak, S.Pi selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 04 Bombana tempat kami bertugas, selanjutnya pada hari rabu tanggal 12 April 2023 kami mewawancarai Bapak Drs. Sulthan Selaku Kepala Sekolah Mts Baliara, dan terakhir Ibu Hasmina, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 84 Baliara.
1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari
wawancara tersebut dan pertanyaan-pertanyaan apa yang masih mengganjal yang
masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda
pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian!
Masing-masing Kepala sekolah yang kami wawancarai memiliki strategi sendiri dalam proses pengambilan keputusan, yang menarik adalah dalam setiap proses pengambilan keputusan setiap kepala sekolah memiliki kecenderungan untuk merembukkan permasalahan atau kasus yang dihadapi bersama dengan rekan guru dn pihak-pihak yang terlibat. Musyawarah dilakukan untuk melihat pertimbangan-pertimbangan yang dapat diambil, menentukan sebuah keputusan dengan melihat dampak positif yang lebih besar dan berlaku untuk jangka panjang dengan demikian resiko negative bisa diminimalkan.
Jika dibandingkan dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan Sembilan langkah pengujian untuk kasus-kasus dilema etika yang diangkat saat wawancara paradigm yang muncul adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan, dan jangka pendek lawan jangka panjang dan lebih cenderung melakukan prinsip penyelesaian dilema berpikir berbasis rasa peduli (Case-Based Thinking). Selanjutnya pada 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan tidak semua langkah dilksanakan secara umum hanya melihat siapa yang terlibat pada kasus yang sedang dihadapi, fakta-fakta yang relevan, Pengujian paradigma benar lawan salah serta berpikir berbasis rasa peduli cukup dominan.
2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3
pimpinan yang anda wawancarai adakah sebuah persamaan atau berbedaan yang
menonjol dari pimpinan tersebut, mengapa, dan apa yang membedakan?
Secara umum ketiga kepala sekolah yang saya wawancarai menyampaikan bahwa dalam proses pengambilan keputusan pada kasus dilemma etika dimana murid adalah sasaran utama dari kebijakan yang akan diambil mereka lebih mengutamakan musyawarah, meminta pendapat dari rekan guru lalu menimbang bersama dampak baik dan buruk dari keputusan yang ada.
Untuk Kasus-kasus tertentu seperti perilaku disiplin rekan guru, Ibu Hasmina,S.Pd memiliih memutuskan kebijakan sendiri jika dia menganggap bahwa kasus itu bisa diselesaikan sendiri dengan pertimbangan bahwa dia bisa berbicara secara pribadi kepada rekan guru yang bersangkutan. Perbedaan yang cukup menonjol juga bisa dilihat pada jadwal penyelesaian kasus seperti yang disampaikan oleh Pak Amir Ishak, S.Pi yang memilih untuk menyelesaikan kasus segera tanpa menunda-nunda yang berbeda dengan dua kepala sekolah lainnya yang memilih untuk menenangkan diri terlebih dahulu, melihat akar permasalahan, mengumpulkan fakta dan mencoba untuk menenangkan pihak yang terlibat dengan harapan mereka bisa mengambil keputusan dengan kepala dingin.
3. Apa rencana kedepan Pimpinan dalam menjalani
pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etikabagaimana mereka bisa
mengukur efektifitas keputusan mereka?
Kedepannya, Para Kepala sekolah merencakan pengambilan keputusan yang akan lebih mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal yang dapat diterima oleh semua pihak, berusaha menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan dimulai dengan mengidentifikasi kasus yang terjadi apakah dilemma etika atau bujukan moral, selanjutnya melihat pihak-pihak yang terlibat, melihat pilihan keputusan dan resiko yang menyertainya, serta tetap melibatkan seluruh stake holder yang ada disekolah dalam proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan sekolah sebagai institusi moral yang bermartabat sesuai dengan visi sekolah masing-masing.
4. Bagaimana Anda akan menerapkan pengambilan
keputusan dilemma etika dilingkungan Anda, pada murid-murid Anda, pada
kolega-kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan anda akan menerapkannya?
Saya akan berusaha menerapkan 4 paradiigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sesuai yang telah saya pelajari dan pahami pada modul 31. Tentu saja tidak akan serta merta saya mampu memiliki kompetensi pengambilan keputusan yang baik dan bijaksana, namun saya bisa berlatih dan belajar dari pengallaman sendiri dan pengalaman orang lain.
Pedoman utama yang perlu saya tanamkan adalah bahwa dalam pengambilan keputusan saya harus memperhatikan keputusan harus berpihak pada murid, berdasarkan pada klebajikan universal dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan demikian saya mampu mengupayakan keputusan dengan resiko paling minimal dan memiliki kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh banyak pihak.
Komentar
Posting Komentar