Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwimingguan ke-8

 Bismillahirrahmanirrahiim

Hampir saja saya melewatkan jurnal dwimingguan ke-8 ini, Jurnal yang harus saya tuliskan di bulan April kemarin malah molor beberapa pekan. Jadwal kegiatan yang cukup padat, Ibadah Ramadhan hingga persiapan lebaran dan liburan cukup menyita pikiran, tenaga dan waktu.


Tanggal 8 April 2023 kami mengikuti Lokakarya 4 dengan tema Penguatan Praktek Coaching. apa yang telah kami pelajari, diskusikan secara virtual akhirnya dipraktekkan pada Lokakarya 4, kami juga di beri kesempatan secara berkelompok untuk menjadi pengamat ketika seorang teman tampil sebagai coach. kegiatan coach ini semakin memperkuat pemahaman kami bahwa seorang guru sebaiknya mampu menjadi pendengar yang baik, yang mampu merefleksikan apa yang disampaikan oleh coachee menjadi sebuah pertanyaan yang diharapkan mampu menggali lebih dalam potensi yang dimiliki oleh coachee sehingga mampu menentukan dan menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan coachee dalam menghadapi tantangan yang sedang dihadapinya. 



Kurang lebih dua minggu  mempelajari materi modul 3.1 dengan tema  Pengambilan Keputusan Dengan Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.   Sebagai seorang pemimpin salah satu peran yang menjadi tanggung jawabnya adalah bagaimana seorang pemimpin harus mengambil sebuah keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan tentu banyak hal yang menjadi pertimbangannya, apakah keputusan yang diambil sesuai dengan aturan dan  tidak melanggar hukum, apakah keputusan yang diambil dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas atau malah merugikan pihak tertentu.  Pengambilan keputusan seorang pemimpin turut menunjukkan nilai dan integritas dari institusi atau lembaga yang dipimpinnya.

Pemimpin kerap dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam menentukan sebuah keputusan, apakah pilihan tersebut sama-sama benar, serta mengandung prinsip dan nilai kebajikan hal ini menimbulkan dilema etika dan bujukan moral. Pada modul ini kami mempelajari beberapa kasus lalu mengidentifikasi apakah kasus yang di sajikan merupakan kasus bujukan moral atau kasus dilema etika.

Hal menarik dari studi kasus yang kami cermati bahwa kasus-kasus yang diangkat adalah kasus yang secara umum terjadi dimana-mana sehingga dianggap sebagai hal biasa yang pada akhirnya menjadi bias tersendiri dalam pelanggaran. Sebagai calon pemimpin ada pesan yang dapatkan dari ruang kolaborasi bersama teman-teman CGP dan Fasilitator bahwa dalam mengambil sebuah keputusan kita tidak bisa memuaskan semua orang, tapi setidaknya sebuah keputusan bisa diterima semua orang.

Ketika membahas satu-satu kasus yang terjadi pada sekolah masing-masing melalui presentasi kelompok, terlihat  masing-masing kelompok memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu kasus, dan sangat disadari bahwa nilai-nilai yang dipercaya oleh seorang pemimpin tutur mempengaruhi pemimpin tersebut dalam mengambil sebuah keputusan.

 

Empat paradigma dalam dilema etika

1.        Individu lawan kelompok (Individual versus Community)

2.       Rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice versus mercy)

3.       Kebenaran lawan kesetiaan (Truth versus Loyalty)

4.       Jangka pendek lawan jangka panjang (Short term versus longterm)




Setelah mendiskusikan beberapa kasus pada ruang kolaborasi ke dua, selanjutnya pada tahap Demonstrasi kontekstual Kami ditugaskan untuk mewawancarai 3 orang kepala sekolah yang bertugas di  sekitar sekolah kami. Kepala sekolah yang saya temui pertama adalah Bapak Amir Ishak selaku Kepala Sekolah SMKN 04 Bombana tempat saya bertugas, selanjutnya Bapak H. Drs. Sulthan Nur selaku Kepala Sekolah MTsS Baliara dan terakhir Ibu Hasmina S.Pd Selaku Kepala sekolah SDN 84 Baliara. 

Fokus utama pada wawancara yang kami lakukan adalah bagaimana ketiga Kepala Sekolah tersebut memandang kasus-kasus dilema etika yang telah di hadapi selama menjabat sebagai kepala sekolah, strategi apa yang mereka lakukan dalam menentukan pilihan kebijakan yang diambil, adakah penerapan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dan Sembilan langkah dalam pengujian dan pengambilan  keputusan mereka terapkan.

Menyimak langkah pengambilan keputusan yang di terapkan oleh kepala sekolah yang kami wawancarai memperkuat pemahaman kami mengenai kasus dilema etika, setiap keputusan yang diambil tentu sudah melalui banyak pertimbangan dan melihat kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil baik dampak positif maupun dampak negatif. Saya lalu membandingkan dengan kasus-kasus yang pernah saya hadapi dan bagaimana saya kemudian mengambil keputusan, tentu saja kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, sepertinya itu salah satu tujuan yang bisa saya peroleh setelah melakukan kegiatan wawancara ini, saya betul-betul mendapatkan banyak pemahaman, melihat dari berbagai sudut pandang berbeda, bahwa terkadang dilema memang terbilang sulit dan kita harus mengambil sebuah keputusan yang bijaksana.

Kemampuan untuk menjadi bijaksana bukanlah hal yang mustahil didapatkan namun semua itu butuh proses panjang yang perlu di latih, sekali lagi kita tidak bisa menyenangkan semua orang dengan keputusan yang kita ambil, namun kita bisa berharap bahwa keputusan yang kita ambil dapat di terima oleh semua orang.

Salam Kebajikan….   

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalan Guru Penggerak -Jurnal Dwi Mingguan ke-1

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwimingguan ke-6

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwi Mingguan ke-9