Demonstrasi Konstektual Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 Bismillahirrahmanirrahiim

Tugas Demonstrasi Kontekstual pada modul 3.2 adalah menganalisis video praktik baik pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid. Video diawali dengan menampilkan Guru Kelas yang sedang berbincang dengan rekannya, mereka saling mendukung untuk melakukan sebuah aksi nyata. Sebelumnya, kedua guru tersebut tentunya berdiskusi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru kelas untuk membuat muridnya semangat belajar.

Visi yang ingin dicapai sekolah tersebut adalah “Mewujudkan sekolah yang aman, nyaman dan ramah anak” hal ini dapat dilihat dari aktivitas anak-anak yang bebas bermain di halaman sekolah dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan. Guru Kelas tersebut merencanakan sebuah prakarsa perubahan untuk mewujudkan kelas yang aman dan menyenangkan untuk belajar.  Guru Kelas tersebut mengajak rekan sejawat untuk sama-sama berdiskusi tentang prakarsa perubahan yang akan dilakukannya,  sang guru akhirnya menggunakan kerangka berpikir BAGJA diamana dia mulai memikirkan apa yang menjadi tujuan utamanya, bagaimana dia akan merencanakan dan melakukan aksi perubahan, hal apa yang sudah dimilikinya, dan apa yang belum, sehingga muncul sebuah pertanyaan utama “Bagaimana mewujudkan kelas yang aman dan menyenangkan untuk belajar?”



Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut adalah membuat pertanyaan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengawali pembelajaran agar murid semangat mengikuti pembelajaran, dan hal-hal apa saja yang bisa membuat anak-anak lain gembira. Selanjutnya pada tahapan BAGJA yang kedua, Ambil pelajaran Guru kelas tersebut menanyakan pendapat murid-muridnya apa yang bisa menjadi penyemangat belajar, memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan observasi ke kelas dua untuk melihat seperti apa kelas yang menyenangkan tersebut, dan membahas hasil diskusi bersama murid.

Selanjutnya pada tahap Gali Mimpi guru meminta murid untuk membayangkan kelas yang menyenangkan dan menuangkannya ke dalam gambar setelah itu murid aktif secara berkelompok merancang kelas impian mereka. Setelah proses gali mimpi, tahapan BAGJA selanjutnya adalah Jabarkan rencana dengan mengidentifikasi apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk mewujudkan kelas impian, menanyakan kepada murid-murid yang akan dilakukan. selanjutnya adalah tahap Atur Eksekusi di mana guru membagi peran dan tugas kepada murid-murid sesuai dengan kemampuan, dan yang terakhir adalah menentukan jadwal aksi nyata.

Peran pemimpin dalam video yang ditampilkan adalah posisi sebagai manager, karena guru tersebut mampu mengakomodir murid dengan cara positif untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki murid-muridnya. Modal utama yang dapat saya temukan dalam video tersebut adalah 1. Rekan sejawat yang bisa diajak berdiskusi, 2. Murid yang bersemangat, 3. Kelas lain yang bisa dijadikan tempat observasi sebagai kelas yang aman dan menyenangkan 4. Ruang kelas yang bersih 5. Alat dan bahan yang dapat di gunakan untuk membuat kerajinan. Semua aset yang dimiliki dimanfaatkan dengan baik untuk perkembangan sekolah kedepannya.   



Prakarsa Perubahan yang telah saya buat sebelumnya adalah "Menghidupkan kegiatan literasi di sekolah, dimulai dari hal yang paling dasar seperti pembiasaan membaca 15 menit, membacakan nyaring, literasi pekanan yang melibatkan seluruh warga sekolah.  adapun Alur BAGJA-nya adalah sebagai berikut:






Setelah menelaah kembali prakarsa perubahan yang telah saya buat, dan membaca lagi tahapan BAGJA yang saya susun, saya dapat mengidentifikasi aset yang dapat manfaatkan baik yang ada di sekolah maupun aset yang ada di luar sekolah. 

Pada tahapan Buat pertanyaan, saya menuliskan mengapa perlu menghidupkan Literasi, dan upaya apa yang harus saya lakukan. pada bagian tindakan saya akan berkomunikasi dengan Kepala Sekolah, Guru yang saling mendukung,  siswa, orang tua/wali, komunitas literasi yang semuanya adalah aset yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program yang telah dirancang. koleksi literatur/ bahan bacaan yang dimiliki perpustakaan sekolah maupun yang dapat dipinjam dari komunitas literasi cukup memadai. 


Selanjutnya pada tahapan ambil pelajaran saya dapat berkomunikasi dengan komunitas literasi  yang ada di sekitar sekolah secara langsung maupun dengan komunitas literasi lain yang ada di daerah, untuk mencari tahu kegiatan menarik yang telah mereka lakukan dan berhasil membawa perubahan pada kemampuan dan kesadaran literasi baik secara luring maupun daring, selain itu saya juga bisa berkolaborasi dengan guru di sekolah lain dalam melaksanakan sebuah kegiatan dengan tema literasi, Berkolaborasi dengan pemerintah dan orang tua siswa dalam upaya peningkatan mutu literasi dari sekolah.  aset lainnya yang dapat berupa lingkungan sekolah yang asri, halaman luas, memungkinkan untuk membangun pondok literasi di dalam sekolah, Pembiayaan yang didukung dari Dana BOS untuk membeli buku-buku teks pelajaran maupun non teks. 


Pada tahap Gali Mimpi, saya berharap ke depannya murid-murid saya memiliki kesadaran membaca yang meningkat, perpustakaan ramai lagi dengan pengunjung dengan fasilitas perpustakaan yang nyaman dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat favorit bagi murid, saya juga membayangkan murid  mampu mengutarakan pendapat mereka di depan umum, mampu menuangkan pikiran dan pendapat melalui blog, bekerja sama dengan komunitas blogger utuk memberikan pelatihan menulis di blog. Melibatkan orang tua dalam perkembangan anak-anak mereka, mengundang orang tua sebagai pembicara pada kegiatan di sekolah,   saya juga akan mengajak  untuk membayangkan diri mereka ke depannya, jika mereka memiliki kecakapan literasi yang mumpuni, murid bisa menjadi penulis artikel di blog pribadi, penulis buku bahkan pembicara, presenter dan lain sebagainya. 


Setelah membayangkan keadaan yang akan dicapai langkah berikutnya yang harus dilaksanakan adalah Jabarkan rencana, kita sudah mengetahui apa yang ingin di capai, aset yang sudah dimiliki pun sudah di identifikasi, selanjutnya adalah mengelola aset tersebut, menyusunnya menjadi rencana aksi dengan tetap berlandaskan pada pemikiran berbasis aset, memaksimalkan pemanfaatan aset yang sudah dimiliki  dengan baik. Langkah kecil yang dapat dilakukan adalah, menyediakan buku bacaan, meminjam buku  menarik dari komunitas literasi Rumah Baca Laica Abbacaang, bekerja sama dengan guru-guru untuk menjalankan program membaca 15 menit diawal pembelajaran, bekerja sama dengan siswa untuk menjadi Relawan Literasi di sekolah yang akan membantu mengkampanyekan gemar membaca di sekolah. Menyelenggarakan lomba resensi buku bekerja sama dengan guru Bahasa, membacakan cerita atau kisah inspiratif pada kegiatan Literasi Pekanan. Semua rencana ini dapat dilaksanakan dengan baik jika semua guru dapat terlibat dan memberi contoh nyata dalam kegiatan membaca. 

Tahap terakhir adalah Atur eksekusi  menentukan jadwal kegiatan Literasi, dan menjalankan aksi nyata yang telah direncanakan. Pada minggu ini kami akan menyortir Buku-buku yang akan digunakan dalam kegiatan literasi adalah buku koleksi  perpustakaan dan koleksi Komunitas Rumah Baca Laica Abbacaang sesuai dengan kebutuhan dan sasaran pembaca, selanjutnya menentukan jadwal kegiatan Literasi Pekanan dan membagikan informasi dengan menyebarkan pamflet di mading sekolah dan blog sekolah, membagikan buku jurnal literasi yang akan diisi oleh siswa, mendokumentasikan kegiatan dan melakukan publikasi secara daring, melakukan refleksi pelaksanaan kegiatan setiap akhir sesi.

Demikian tahapan yang akan dilakukan sesuai dengan prakarsa perubahan yang dibuat berdasarkan alur BAGJA dan pengelolaan aset yang dimiliki, semoga apa yang dicita-citakan dapat terwujud dan memberi banyak manfaat bagi pengembangan murid, guru, sekolah dan masyarakat. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalan Guru Penggerak -Jurnal Dwi Mingguan ke-1

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwimingguan ke-6

Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Dwi Mingguan ke-9