Catatan Perjalanan Calon Guru Penggerak - Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-12
Bismillahirrahmanirrahim
Kegiatan dan pengalaman belajar pada Pendidikan Guru Penggerak membekas dengan baik, saat ini saya masih pada roses pendidikan itu sendiri, perubahan jadwal kegiatan yang diundur beberapa hari memberi saya jeda sejenak untuk kembali pada rutinitas harian yang sejak mengikuti pendidikan guru penggerak sempat saya abaikan. Saya betul-betul memprioritaskan kegiatan ini, membatalkan beberapa kelas yang telah saya daftar sebelumnya demi fokus pada tujuan yang ingin saya gapai, yaitu lulus menjadi Guru Penggerak yang mampu menyerap ilmu yang nantinya bukan hanya untuk perkembangan diri saya pribadi namun juga untuk lingkungan sekolah dan masyarakat dimana saya bertumbuh.
Kali ini saya ingin membagikan apa yang telah saya lewati selama kurang lebih dua pekan belakangan, pada pekan pertama saya masih berkutat dengan tugas koneksi antar materi modul 3.3 sebagai modul terakhir yang perlu di tuntaskan, koneksi materi materi terakhir sekaligus menjadi koneksi antar materi paling panjang, kami mencoba menghubungkan semua intisari dari materi yang telah dipelajari menjadi sebuah rangkuman yang pada akhirnya membawa saya pada kesimpulan yang menarik.
Pada modul satu kami mempelajari tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang memberikan penekanan bahwa pendidikan itu menuntun murid untuk tumbuh sesuai dengan kodrat yang dibawa murid sejak lahir, seorang guru diharapkan mampu menjadi pendamping, pembina dan pembimbing murid dalam proses penggalian potensi murid. Sekali lagi, pendidikan itu menuntun bukan menuntut. Guru memiliki peran penting dalam pendidikan, guru diharapkan mampu secara bersama-sama mengidentifikasi potensi apa yang dimiliki murid, menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung perkembangan murid dengan memanfaatkan secara maksimal aset yang dimilki, menjadi contoh yang dapat ditiru murid untuk menumbuhkan kepribadian dengan karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Hingga pada modul terakhir dimana sejatinya tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana menumbuhkan Studet Agency atau kepemimpinan murid melalui kegiatan-kegiatan dan pembelajaran yang memberi ruang kepada murid unyuk ikut terlibat akitf didalamnya mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.
Untuk mewujudkan kepemimpinan murid, salah satu hal peting yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi aset yang dimiliki sekolah sebagai lingkungan belajar juga institusi moral yang menjadi tempat bertumbuhnya murid. Kegiatan mengidentifikasi aset tidak hanya dilakukan oleh guru dan warga sekolah saja, namun lebih luas lagi. Banyak pihak-pihak yang dapat dilibatkan dalam proses pendidikan murid, sekolah dan lingkungan sekitar sekolah merupakan sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan, ada orang tua, masayarakat dan tokoh masayarakat, pemerintah desa, kecamatan, rumah sakit, komunitas, dunia usaha dan dunia industri, lingkungan sekitar sekolah seperti pasar, pelabuhan, lokasi tambang dan lain sebagainya.
Kami mengadakan rapat bersama untuk mengidentifikasi aset yang dimiliki sekolah. Kami mengundang kepala sekolah, guru, perwakilan siswa, orang tua siswa, pihak kecamatan, Pihak Dunia kerja dan dunia industri Rumah sakit, KUA, dan Balai KB. Proses rapat berlangsung lancar dan melewati batas waktu yang kami rencanakan, karena ternyata memang banyak hal yang perlu dibahas bersama, mengingat murid adalah bagian dari masyarakat yang perlu dibantu dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Awalnya saya kawatir tamu undangan tidak akan menghadiri kegiata kami, namun kekhawatiran saya tidak terjadi, justru tamu undangan sangat antusias dengan pertemuan yang kami adakan, kami memang butuh ruang untuk berbagi dan saling mencurahkan gagasan.
Kami menerima banyak masukan juga rencana kolaborasi kedepannya serta komitemen untuk menyediakan lingkungan positif bagi murid, karena kami menyadari pembinaan murid sebagai bagian dari masyarakat bukan hanya menjadi tugas orang tua dan guru. Rapat bersama ini menjadi hal yang baru di sekolah kami sebagai bentuk pembelajaran bahwa komunikasi positif, keterbukaan dan saling dukung dalam sebuah ekosistem sangat dibutuhkan untuk mencapai visi misi yang telah di tentukan.
Satu hal yang menjadi catatan penting bahwa orang tua juga perlu dilibatkan dalam pendidikan anak-anaknya, orang tua perlu mengetahui perkembangan anak di sekolah, tantangan yang dihadapi dan pencapaian yang telah berhasil diraih. Sebagai seorang guru BK tentu saya juga memahami hal ini, namun masih perlu belajar dan konsisten membina hubungan baik dengan orang tua, bukan hanya memanggil orang tua ketika murid melakukan pelanggaran namun juga memberi kabar gembira kepada orang tua ketika murid meraih sebuah pencapaian yang menggembirakan.
Pada akhirnya, fokus utama kita adalah kembali kepada murid, tujuan pendidikan adalah membantu murid untuk berkembang dan bertumbuh sesuai dengan dengan kodrat yang dimilikinya, murid perlu diberi ruang, kesempatan dan dilibatkan dalam proses pendidikannya, murid perlu didengarkan aspirasinya, keinginan dan harapan mereka, serta menumbuh kembangkan kepemimpinan murid dalam bingkai profil pelajar pancasila yang berkarakter.
Komentar
Posting Komentar